Pernahkah engkau membenci diam?
Aku sangat membencinya demi seisi alam ini.
Sesak. Sesak ketika hanya membiarkan rentetan kata terjebak
dalam otak.
Sudah beberapa menit berlalu. Dan kita hanya sibuk dengan
pikiran masing-masing. Membiarkan ego terus tumbuh.
Entah siapa yang memulai jarak ini.
Entah apa yang membuat kita berubah diam ketika
dipertemukan.
Aku tidak akan menyalahkanmu tentang keadaan ini. Nyatanya
akupun juga ikut andil atas hal ini.
Hanya saja.. Aku rindu saat ketika kita bisa bertegur sapa
sebelum perasaan aneh ini muncul.
Tak perlu canggung satu sama lain. Bebas, tanpa harus
berhati-hati. Apalagi untuk khawatir.
Andai saja kau tahu betapa sering aku menceritakanmu kepada
orang lain, mengamatimu dari kejauhan, mencari tahu tentang dirimu secara
diam-diam.
Konyol bukan?
Kau tidak akan mengira seberapa cepat jantungku berdetak
dalam keheningan ini.
Yang jelas, aku tidak akan membiarkanmu mengetahuinya.
0 comments:
Post a Comment