Friday, June 19, 2015

10. Internal Scientific Paper Competition

Posted by Unknown at 12:02 AM 0 comments
Hello!

My school started the holiday from June, 15th 2015. But, strangely my extracurriculair club, KIR Cakra,  held an Internal Scientific Journal Competition in SMA Negeri 2 Madiun on that day. My club was just so damn unlucky. First, we have a really skeptic leader, and the second one is the club has already gotten the fund on holiday.

In KIR Cakra, I have a position as a public relation. But, on this year I do nothing 'cause it is time for the 10th generation to do the job then me and my friends as the 9th generation and the senior just try to control them.

Even the competition was held when the school day off from 12 teams just 2 teams that couldn't attend to this event.




Yeah, these are photos of the committee of SMAN 2 Madiun Internal Scientific Paper Competition 2014/2015.

Okay, see ya!

Thursday, June 18, 2015

9. Happy Ramadhan

Posted by Unknown at 11:06 PM 1 comments

Marhaban Yaa Ramadhan

Happy Ramadhan everyone! May Allah bless our days.

Yep. It is the first day in Ramadhan and Alhamdulillah I did it well. I waited Maghrib by packing my old books in cardboards and absolutely spending most of my time by watching film.

That’s all. I have nothing to say anyway. I'm out of words.

Here is my photo wearing jilbab. Don't know why I posted this photo, but at least it makes this writing a little bit filled. 





Monday, June 8, 2015

8. Quality Time- AW

Posted by Unknown at 10:13 PM 0 comments
Hello! I feel satisfied today.

Even last tonight I couldn’t have enough sleep because of working for Sherlyn’s birthday present, at least she and Hana treated me and my friends this afternoon. AW is our decision for lunch today. And this is my first time here!

We ordered spicy chicken, soup, and root beer. The root beer felt so strange, but I could enjoy it. The worst thing is the soup. Ewwwh... It contained a lot of tomato pieces. One of the most disguisting things in my life. Every time I smelled it, I tried to bear myself from vomitting.

The chicken and ice cream were so delicious. And we enjoyed our quality time here!

This is us.


Say cheese!

Guess which one is me?


Review: Sensasi Berbeda Pada "Insidious: Chapter 3"

Posted by Unknown at 8:48 PM 0 comments
"Insidious: Chapter 3" mungkin menjadi salah satu  film yang dinantikan oleh para penggemar film horor di berbagai belahan dunia yang baru dirilis pada 5 Juni 2015. Film ini merupakan prekuel yang berlatar belakang cerita sebelum kejadian dua film sebelumnya terjadi.

Poster "Insidious: Chapter 3". Sumber: en.wikipedia.org

Quinn Brenner, seorang wanita remaja yang berusaha melakukan kontak dengan arwah ibunya yang sudah meninggal. Namun, sosok yang Ia duga sebagai ibunya justru sesuatu yang jahat yang ingin meminta sesuatu darinya. “The Man Who Can’t Breathe”, begitulah panggilannya. Ia memakai masker untuk membantunya bernafas. Kehadirannya meninggalkan jejak kaki dengan cairan hitam kental. Berbeda dengan iblis lain seperti “Bride In Black” yang mengincar tubuh untuk membuatnya kembali hidup, Ia justru ingin membuat Quinn menyeberang ke dunianya untuk menemaninya. Cara yang digunakannya yakni dengan berusaha membunuh Quinn. Mulai dengan kecelakaan yang dialami Quinn hingga membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk. Pada akhirnya, keluarga ini meminta bantuan pada seorang cenayang, Elise Reiner yang diperankan oleh Lin Shaye.

Dikisahkan pula awal mula bagaimana Elise dan sepasang pemburu hantu, Specs dan Tucker ini mulai bekerja sama.

Apakah film ini benar-benar mengobati rasa rindu saya akan Insidious?

Jawabannya, ya benar. Namun, tidak untuk membuat saya cukup puas. Mungkin dengan adanya James Wan yang tidak lagi mengambil bagian menjadi sutradara membuat film ini sedikit berbeda. Suasana yang ada berbeda dengan dua film sebelumnya, ditambah pula dengan sudut pengambilan gambar yang bisa dikategorikan cukup bagus, namun tidak secemerlang dahulu. Cerita yang dihadirkan pun dapat mudah ditebak dan tidak ada plot twist yang memukau. Sebagian besar durasi menampakkan iblis yang selalu mengincar Quinn, sehingga film ini lebih sering mengagetkan penonton daripada membuat cerita yang membuat penonton memutar otak untuk menebak yang akan terjadi.

Film ini terasa sedikit hambar karena menampilkan adegan yang itu-itu saja, untungnya pada sekitar durasi ke 60 menit Specs dan Tucker hadir memberikan bumbu humor yang sejuk.

Aspek menonjol yang membedakan film ini dan film sebelumnya adalah banyaknya urusan emosi yang terlibat di dalamnya. Contohnya saja adanya ketertarikan antara Quinn dan tetangganya, lalu Quinn yang berusaha melakukan dengan ibunya, dan juga Elise yang merindukan sosok Jake, suaminya yang meninggal bunuh diri.

Akting para pemain masih sangat memukau seperti biasanya. Meskipun terdapat beberapa kekurangan, secara keseluruhan, film ini patut mendapatkan apresiasi sehingga patut ditonton oleh para pecinta film horor.

7. A Cute Anime Character

Posted by Unknown at 8:15 PM 0 comments
Hi! What a great day.

Honestly, this writing should be posted on the day before yesterday, but bad internet connection made me did’t blog for two days. So, what’s going on? I decided to stay at home rather than go to school ‘cause I feel really tired. And I think it’s not a big deal for it.

As usual, I spend my time to watch anime. I have many animes and somehow I chose Noragami. It is a story about a God, Yato, he is a War God exactly. It has a good plot and I love the visual character.

It really made my day! Kyaaaaaa!

Why? Beside this anime makes me laughed so hard, I also have my favourite character here. His name is Yukine. And Sekki is his name when turning as Shinki. Look! He is really really really CUUUUUTE! Can I hug you, huh?  >.<


Yukine kawaii >.<

If he turns into a high school boy, he must be my crush right now. Lol, I’m a girl in love. By the way, what does make him look special for me? Can you see? He always wears jacket and sometimes hoodie. I mean, I like a boy in jacket. Make him has a different charisma. It is kind of my type! >.<

Here are some photos of Yukine-kun!






That's all. Waiting for Noragami season 2!

Friday, June 5, 2015

6. Koala Kumal

Posted by Unknown at 10:24 PM 0 comments
Malem.

Jadi ceritanya kali ini pakai Bahasa Indonesia aja berhubung ini detik-detik menjelang tidur jadi rada merem melek gitu kalo mantengin laptop. Tapi maksain diri buat nulis padahal malam ini begitu dingin. Ehm.

Pengennya pake Bahasa Inggris kayak biasanya, itung-itung ngelatih grammar gue biar makin bener. Tapi, mungkin kurang pas aja kalo pake bule2an di postingan kali ini.

Bahasanya pakai ‘gue-lo’ biar enteng didengernya. Ya, mungkin kalian udah tahu pembicaraan ini arahnya bakal kemana. Tapi, please, gue gak akan bahas hewan yang ada di pikiran lo sekarang.

Kalo lo gue tanyain author Indonesia yang nulis buku isinya kayak diary cewek dengan serentetan cerita absurd, judulnya isi kebun binatang semua, dan identik dengan kegagalan dalam percintaan, pasti kalian bisa nebak. Ya, kan? Gue harap gitu.

Raditya Dika.

Udah tahu kan? Ya haruslah. Jadi, kenapa gue kasih judul postingan ini pakai judul buku Dika? Apakah gue bakal buat review? Nggak, gue males. Gue cuma pengen kasih kesan yang gue rasain mengenai buku ini. Anggep aja cuma curcolan abege.

4 Juni kemarin selesai UKK dan kebetulan udah kelar nonton Insidious chapter 3, jadi gue putusin buat menggunakan hari kedua setelah lepas dari masa-masa sulit itu buat baca buku ini seharian.

Ijo. Full ijo. Ini adalah momen langka karena yang gue tahu tiap menyambangi toko, cover buku-buku karya Dika selalu penuh gambar, tapi kali ini simple, namun catchcy. Unyu gitu ada koalanya.

Cukup di situ aja ngomongin soal cover.

Ini adalah buku pertama Dika yang gue baca walaupun gue udah tau dia lama dari dulu. Mulai dari nonton video absurdnya di youtube, juga Malam Minggu Miko, ditambah gue juga follow twitternya, tapi belum ada momen yang bikin gue ditakdirkan baca bukunya gitu. Dan tiba di saat sepupu nawarin buat saling pinjem-pinjeman buku. Dia pinjemin dua buku Dika dan gue minjemin satu buku Agatha Cristie. Agak kontras, sih. Ehm. Lupain.

Berhubung ini bukan saat pertama gue tau sosok Dika, jadi udah cukup tau model komedi ala Dika.

Lucu pokoknya. Iya, lucu.

Udah gitu aja. Udah malem.

Thursday, June 4, 2015

5. I'm so Done!

Posted by Unknown at 10:25 PM 0 comments
Hey hooo! How’s your day? May it went better then yesterday.

It was really such a great day. Guess what? Yeah, finally, I finished the test. Yaaaaay!

The special thing, um, not special actually, maybe I just wanted to make my last test felt a little bit different. 

So... I took an action by being the first who submitted the test. Lol. The class was surprised and yelled at me like “Wow, athletic!”. It was really sarcastic ‘cause everyone who can see knows that I’m the weakest and always be the last in running.

Wish me luck! I pray the best for my score.

 After this test I’ll have abou one month holiday. Great! So, here is the list about ‘what to do’ for this holiday:
1.      Sleeping. Yeah, I’m zuper sleepy. I need more rest to maintain my energy. Lol.
2.      Watching anime and film. Maybe it will spend much time for this activity. I’ll spend the most  for anime ‘cause there are many tittles that I haven’t done yet.
3.      Daydreaming. I have feeling that I’ll spend my time by doing it even I don’t do it purposely.
4.      Drawing. My first goal is to finish Kirishima Ayato fanart that actually I’ve started it on March but I haven’t had a nice mood to finish it. I’m looking forward about how it will look like. I’ll post in this blog one day.
5.      Blogging. As a beginner I would like to post many things and improve my writing skill and also try to increase the number of visitors. Actually, I can make it popular by telling it to my friends but I feel so shy If someone who know me reading the posts in this blog. Maybe someday I’ll tell to them.
6.      Reading. I’ll read three books on this holiday. Two of them are Raditya Dika’s books, they are “Babi Ngesot” and “Koala Kumal” and the last one is “Kiki Strike” from Kirsten Miller. If the books are good enough I’ll give my respons by writing it as an review through this blog. Beside that books, I mean If I need more story, I’ll try to read series of “Harry Potter”. They are on digital form. I copied them from my close friend who is a fan of HP.
7.      Studying for university test selection. I’m not sure I’ll make it or not to pass the selection with my high school scores. Whatever. I’ll try my best on test selection.
8.      Unexpected activy, huh?

Yeah, maybe I’ll do it all or maybe just four of them, or three of them, two, or even one maybe. But, I can’t promise for number 7. I really want, but it still depends on my mood. Okay, let’s see soon. Who knows that I’ll be more diligent? Lol.

That’s all. Good night everyone!

Monday, June 1, 2015

Tanpa Sebab

Posted by Unknown at 6:34 PM 0 comments

Seringkali hujan turun tanpa sebab. Tak ada tanda-tanda. Turun begitu saja bahkan ketika tidak ada mendung yang menyelimuti.

Begitulah aku. Kadang aku menangis tanpa sebab padahal ketika aku begitu ingin tetapi justru tak bisa. Aneh dan sedikit menakutkan terkadang. Tidak ada sesuatu yang memaksaku untuk menangis, namun rasanya pilu.

Dijatuhkan sekeras-kerasnya ke tanah. Mungkin semacam itulah rasanya.

Bisa saja karena hati kecilku sudah mulai lelah bahkan tanpa aku sadari.

Salahku sendiri yang membuat pikiranku selalu tersiksa.

Salahku sendiri yang tak mau berbagi luka.

Lucu ketika raga memberontak tiba-tiba dalam wujud tangisan. Seakan berusaha mengobati jiwa yang lambat laun mulai rubuh. Jatuh. Sendirian.

Apakah Tuhan tengah menghukumku?

Aku tak tahu apa yang menyebabkan Tuhan menempatkanku pada posisi ini. Kuharap Ia punya cukup alasan untuk itu.

4. I Hate Cheating

Posted by Unknown at 5:51 PM 0 comments

Hello June?
What’s happened on June? It just such unusual thing when I checked my social media and found a lot of people saying ‘hi’ for it.
For me, there’s no special thing about June so far. Except Insidious chapter 3 that will be released soon in cinema soon. Yay! And also a lot of test that drives me dizzy. Yeah, I’m in my test week. It is really horrible. I feel that Im not a person I used to be. Cheating is not my habit anymore. Honestly I hate everyone who cheats during the test. But, now I hate myself.
I blame myself and the people around the place where I sit. I wanna be sportive but my friends push me a lot to cheat.
That’s all. May next year I’ll have a good seat and good people around me. Be sportive everyone!

Sunday, May 24, 2015

3. Birthday Doodle Art

Posted by Unknown at 12:34 PM 0 comments
Hi!
How's life? Is it better? Chin up, 'cause you have a big God.
Okay, on May 22nd 2015 ago it was Hana's birthday. And of course my friends and I made her a memorable birthday present. Even though in the end Sherlyn and I is the one who worked harder than anyone.
So, what is it? Yap, as you can see it is a doodle for her. Honestly, it was not originally made from our imagination. We combined some doodle in the internet than add some.

Hana's Birthday Doodle. How cool!
I really can't believe that we could make such an amazing birthday doodle like this. Whooo!
Beside that, we also gave her a jar of stars that contains our wishes for her.

Cute, isn't it?
That's all. See ya!

Friday, May 15, 2015

Review: Menjumpai Lagi Karakter Poirot lewat Buku "The Monogram Murders"

Posted by Unknown at 10:39 PM 0 comments
"The Monogram Murders". Sumber: Dok. Pribadi
“The Monogram Murders” merupakan buku terbaru dengan karakter Hercule Poirot yang diluncurkan setelah kematian Agatha Christie, tepatnya pada tahun 2014 lalu, ditulis oleh Sophie Hannah. Bisa dikatakan bahwa ini adalah sebuah fiksi penggemar (fanfiction).
Buku setebal 376 halaman ini merupakan terbitan dari PT. Gramedia Pustaka Utama. Berukuran 13 x 20 cm. Jenis kertas yang digunakan pada sampul buku adalah Art Karton. Nama Agatha Christie yang tercantum di sampul buku merupakan atas persetujuan dari pihak keluarga Christie. Dari segi desain, tampak simple dan elegan serta menggambarkan inti cerita yang dimuat. Namun, dengan adanya garis korban yang berada pada sisi kanan tersebut tampak kurang diatur dengan tepat. Seharusnya ukuran serta dimensinya perlu diatur lebih baik lagi agar tampak selaras dengan gambar lift di dekat gambar korban.
Kisah dimulai ketika seorang wanita bernama Jennie memasuki Pleasant’s Coffee House, sebuah kedai kopi di London tempat dimana Poirot menghabiskan waktunya pada pukul 19.30 setiap Kamis malam. Wanita itu ketakutan karena akan dibunuh, tetapi dia meminta Poirot untuk tidak mencari dan menghukum pembunuhnya. Dia bersikeras bahwa setelah dirinya mati keadilan akan ditegakkan.
Setibanya Poirot di gedung kos milik Mrs. Blanche Unsworth, tampak Edward Catchpool, seorang polisi di Scotland Yard yang tinggal bersamanya, tengah letih memikirkan kasus pembunuhan yang baru terjadi pada malam itu. Ada tiga tamu yang dibunuh di sebuah hotel mewah di London, dan sebuah manset dimasukkan ke mulut masing-masing korban. Apakah peristiwa ini berkaitan dengan wanita yang ketakutan itu?
Sementara Poirot berusaha keras menyatukan keping-keping teka-teki yang aneh ini, si pembunuh mempersiapkan kamar untuk korban keempat....
Berhubung saya belum pernah membaca karya Agatha Christie sebelumnya, sehingga saya belum mampu membandingkan kekuatan Poirot dengan buku terdahulu.
Cerita ini mengambil setting pada musim dingin sekitar tahun 1929 di kota London dan sebuah desa kecil bernama Great Holling.
Pada novel ini karakter Poirot tampak sarkastik dan selalu ditunjukkannya lewat perkataannya pada Catchpool. Sedangkan tokoh Catchpool digambarkan sebagai Polisi yang tidak secemerlang Poirot dan selalu diombang-ambingkan oleh petunjuk-petunjuk yang terus bermunculan. Dengan hadirnya sosok Catchpool membuat pembaca terasa dibuat bertanya-tanya mengenai jalan cerita selanjutnya, berhubung sebagian besar bab dalam buku ini menggunakan sudut pandang Catchpool yang mana kurang begitu cakap dalam mencermati petunjuk, namun mampu memberikan jalan keluar dari pemikiran Poirot yang buntu lewat perkataan polosnya. Seringkali Poirot menuntunnya untuk berimajinasi dengan adanya serangkaian petunjuk yang muncul.
Pada sela-sela cerita diselipkan drama konflik percintaan yang melatarbelakangi kasus pembunuhan di hotel tersebut. Namun, emosi yang ditunjukkan terlalu berlebihan karena terdapat empat tokoh yang memiliki kegilaan begitu mendalam akan rasa cintanya terhadap orang yang mereka kasihi. Hal ini membuat jalan cerita tampak terlalu klise dan kurang mampu menyentakkan pembaca pada bagian klimaksnya.
Meskipun novel ini menyajikan twist yang kurang menggigit karena beberapa penguakan misteri sedikit dipaksakan, tetapi “The Monogram Murders” layak mendapatkan apresiasi. Buku ini patut dibaca oleh para penggemar Christie yang rindu akan hadirnya sosok Poirot.

Sumber Referensi:

https://perpuskecil.wordpress.com/2014/09/25/the-monogram-murders-by-sophie-hannah/

https://suarasuarahujan.wordpress.com/2014/10/05/review-novel-the-monogram-murders-pembunuhan-monogram-sophie-hannah/


Review: Kisah Luka Menganga Daerah Perbatasan lewat Film “Tanah Surga... Katanya”

Posted by Unknown at 12:18 PM 0 comments


Cover Film "Tanah Surga... Katanya". Sumber: http://id.wikipedia.org/



“Tanah Surga... Katanya” merupakan garapan sutradara Herwin Novrianto yang dirilis pada tahun 2012 lalu. Film ini menceritakan kehidupan sosial penduduk di perbatasan Indonesia dengan Malaysia, tepatnya di Pulau Kalimantan yang memilukan. Negara Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah, namun kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan masih sangat minim.

Pada bagian awal, penonton disuguhi dengan gambaran pendidikan anak-anak di daerah perbatasan. Sarana pendidikan yang digunakan adalah sebuah bangunan usang yang hanya ditempati oleh kelas 3 dan 4. Tempat yang digunakan hanyalah satu ruangan yang dipisah oleh sebuah sekat. Begitu pula minimnya tenaga pendidikan di daerah ini yang hanya mempunyai seorang guru, yaitu Astuti yang diperankan oleh Astri Nurdin. Para murid bahkan tidak mengetahui gambaran persis mengenai bendera tanah air mereka sendiri.

Di dusun yang dikepalai oleh Bapak Ghani ini, tinggallah seorang kakek bernama Hasyim dan kedua cucunya, Salman dan Salima. Karakter Hasyim yang dimainkan oleh Fuad Idris ini selalu berusaha menanamkan semangat nasionalisme kepada cucunya dengan menceritakan kisah-kisahnya selama menjadi pejuang NKRI yang membela tanah airnya di daerah perbatasan.

Setibanya Haris, ayah Salman dan Salima, timbul konflik antara Haris dan Hasyim, sebab Ia bersikukuh untuk memboyong mereka sekeluarga pindah ke Negeri Jiran. Ia percaya bahwa hidup di sana lebih terjamin daripada terlunta-lunta di negeri sendiri.

Di tengah-tengah konflik tersebut, muncullah dr. Anwar yang menjadi dokter baru di dusun tersebut. Pada bagian ketika Astuti menceritakan kehidupan penduduk perbatasan kepada dr. Anwar inilah menunjukkan betapa minimnya kesejahteraan penduduk yang ditonjolkan dari segi ekonomi. Keberadaan mata uang ringgit lebih laku ketimbang rupiah. Penyebabnya adalah banyak penduduk yang berdagang di Malaysia yang mengharuskan mereka menggunakan ringgit.

Aspek yang paling mendominasi film ini adalah adegan kaku yang diperankan oleh banyak pemain. Sebagian besar justru terdapat pada tokoh utama, yaitu Salman yang diperankan oleh Osa Aji Santoso. Khususnya adegan perpisahannya dengan Tissa Biani Azzahra yang berperan menjadi Salima, adiknya. Saat melepas gandengan tangan mereka setelah Salima memberikan mainan gelembung kepada Salman seharusnya tidak perlu dihadirkan. Ditambah pula saat Salman meniupkan gelembung ke arah kepergian ayah dan adiknya. Kedua bagian ini terlihat ingin membuat penonton tersentuh, namun kurang menggigit. Adegan perpisahan tersebut bisa ditampilkan dengan menonjolkan mimik sedih pada kedua bersaudara tersebut yang justru mungkin mampu memainkan emosi pada film ini.

Selain itu, bagian penutup ketika Salman menghubungi ayahnya seraya menangis lewat ponsel ketika kakeknya meninggal di saat Haris bergembira menonton pertandingan sepak bola memang dirasa cukup klimaks. Namun, adegan yang seharusnya mampu menyentakkan emosi penonton dinilai kuang berhasil karena akting Ence Bagus sebagai Haris di sini kurang mampu membuat suasana menjadi menyentuh karena kurang piawai mengekspresikan perannya lewat mimik wajah.

Unsur nasionalisme yang dimasukkan ke dalam film ini juga seperti dipaksakan dan dicampurkan begitu saja. Ketika Astuti meminjam bendera kakek Hasyim tampak mereka berdua merentangkan bendera secara bersamaan. Sutradara terlihat ingin menyajikan semangat nasionalisme, namun justru terlalu terkesan memaksakan diri.

Dari sekian kekurangan dari film tersebut, terdapat beberapa keunggulan dari film ini. Kehadiran Ringgo Agus Rahman sebagai dokter baru di dusun tersebut menyelipkan bumbu-bumbu humor dan akting menawannya yang menghibur. Khususnya ketika mulai adanya ketertarikan kepada Astuti. Humor lain yang dihadirkan juga dibawakan oleh teman Salman di sela-sela film.

Cerita yang diracik oleh Danial Rifki ini mempunyai alur cerita dan penggambaran menarik mengenai kehidupan di wilayah perbatasan. Lagu Indonesia Raya kalah saing dengan Lagu Kolam Susu sebab Lagu Indonesia Raya jarang sekali didengar anak-anak di Radio, mereka selalu mendengarkan lagu Kolam Susu milik Koes Plus. Selain itu, lewat puisi yang dibacakan oleh Salman berisikan sindiran terhadap pejabat tinggi pemerintahan mengenai kurangnya perhatian mereka terhadap kondisi kehidupan masyarakat perbatasan yang serba kekurangan.

Film nasionalisme memang bukan hal yang baru dalam industri perfilman tanah air, namun tema yang diangkat cukup berbeda dari film-film sejenisnya yang biasa diluncurkan.

Secara umum, film “Tanah Surga... Katanya”  layak mendapat apresiasi tinggi. Penonton dapat mengambil banyak pelajaran tentang perlunya semangat cinta tanah air. Selain itu, humor-humor sejuk dari teman Salman dan dr. Anwar dapat menjadi hiburan tersendiri dari film ini.




Sumber Referensi:
 

Retno's Here Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos